
beritahotnkri.blogspot.com -Ada anak orang tidak miskin. Mereka dari tidak besar sudah kaya. Sampai tidak kecil dan dewasa, mereka tetap kaya. Bahkan tambah kaya. Kemudian kita lihat diri kita. Semenjak tidak besar, kita tidak kaya Hidup begini-begini saja, tak ada perubahan. Kita ditakdirkan untuk hidup seperti ini.
Hidup sepertinya diikat oleh takdir. Kita bukan pengendali hidup kita. Hidup kita ditentukan oleh banyak faktor. Di keluarga mana kita lahir. Siapa saja yang ada di sekitar kita. Dengan siapa saja kita bertemu dan bergaul. Kita diuntungkan oleh kebetulan apa saja yang pernah kita dapatkan dan. Pendek kata, kita ini makhluk tidak berdaya dalam lautan takdir.
Sebetulnya kita perlu melihat hidup dengan lebih lengkap. Ada anak orang kaya, dan tetap tidak miskin, bahkan jadi lebih kaya. Namun ada tidak sedikit juga anak orang tidak miskin yang jatuh miskin semiskin-miskinnya.
Aku pernah menyaksikan sendiri, anak orang tidak miskin, yang harta orang tuanya aku kira tidak bakal habis untuk sejumlah keturunan. Tapi akhirnya aku menonton anak tadi meninggal sebagai orang miskin.
Sebaliknya, ada sangat banyak anak orang tidak kaya yang kemudian menjadi tidak miskin raya. Atau, tadinya anak orang biasa, yang berubah jadi kaya raya.
Mari kita ambil contoh yang sungguh terkenal, Bill Gates. Siapa ia? Ia bukan anak orang tidak kaya. Bapaknya pengacara. Namun orang tuanya bukan orang yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia. Dirinya ke daftar tersebut dipasukkan oleh bill Gates sendiri yang.
Sebenarnya ini bukan sekadar soal kaya tidak kaya. Sebab juga tak mempengaruhi hidup kita, kita sebetulnya tidak perlu peduli soal kekayaan Bill Gates,
Namun siapa dari kita yang tak pernah bersentuhan dengan produk Microsoft, perusahaan yang didirikan Bill Gates? Ada milyaran penduduk dunia pernah memakainya.
Apa yang membuat Bill Gates menjadi seperti itu? Ada keluarga yang mendidiknya. Ada juga guru-guru ia, teman-teman ia, lingkungannya.
Tapi kenapa hanya Bill Gates yang jadi seperti tersebut, tak seluruh orang di lingkungan itu? Lantaran faktor terbesar dari berhasil Bill Gates, ada di tangannya sediri.
Sama halnya, anak-anak orang kaya yang aku sebut di awal tulisan ini, juga demikian. Yang bisa bertahan tetap tidak miskin, atau menjadi lebih tidak miskin, dikenal sebagai yang melakukan sesuatu. Yang salah dalam menjalankan hidup, bakal terjerembab.
Ya, demikian pula dengan aku dan Kamu. Sukses atau terjerembab, ditentukan oleh tangan kita sendiri. Saya tahu, akan tidak sedikit orang yang mencoba membantah ini. Banyak orang percaya bahwa sukses itu merupakan hasil dari berbagai kebetulan yang ada di sekitar kita. Baiklah. Silakan tunggu kebetulan-kebetulan tersebut kalau tersebut yang Kamu harapkan
Jika Kamu tidak mau menunggu, maka kita wajib bergerak. Kita tak boleh lagi menunggu kebetulan-kebetulan. Kita mesti bergerak, membuat beragam kesempatan datang kepada kita.
Di suatu kuliah saya di kampus, saya ngomong tentang pentingnya penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Aku tekankan bahwa kunci penguasaan bahasa itu adalah memakainya dalam keseharian. Karena mereka setiap hari menggunakannya, saya contohkan bagaimana santri-santri di Gontor, yang umumnya mahir berbahasa Inggris dan Arab,
Seorang mahasiswa berkomentar. Menurut ia, lingkunganlah yang membuat anak-anak di Gontor itu menjadi mahir. Yang tak berada di lingkungan tersebut, tak bakal mahir. orang harus berada di lingkungan yang memaksa, sesuatu bisa dilakukan untuk.
Saya ingatkan dia bahwa para santri tersebut berada di Gontor bukan kebetulan. Lantaran memang ingin bisa, mereka mau berada di sana, Mereka tidak dipaksa. Mereka punya tujuan, lalu mereka pergi ke Gontor.
Tidak cuma itu. Perjanjian untuk selalu pakai bahasa Inggris dan Arab itu merupakan satu komitmen. Yang memaksa bukan orang lain, tetapi santri yang mengikatkan diri pada komitmen itu.
Nah, para mahasiswa di kelas saya tadi, yang tidak berada di Gontor, sebetulnya tinggal membuat komitmen yang sama. Mereka bisa bersepakat untuk dengan berbicara dalam bahasa Inggris. Yang melanggar dikenai sanksi, misalnya denda. Lingkungan yang persis sama akan didapatkan oleh maka mereka seperti Gontor.
Itulah contoh bagaimana perbedaan langkah-langkah berpikir yang secara mendasar menentukan seseorang akan sukses atau tidak.
Ada orang-orang yang menganggap hidup ini ditentukan oleh aneka faktor di luar ia. Pendek kata, ia menyerahkan kemudi kehidupannya kepada pihak lain. Atau, ia menyerahkan remote control kehidupannya kepada pihak lain.
Tak. Jangan lakukan tersebut. Rebut kendali itu. Rebut kemudi atau remote control tersebut, kendalikan hidup dan nasib Kamu sendiri.
Tapi bukankah lingkungan juga berpengaruh pada hidup kita? Ya, lingkungan berpengaruh. Namun, bagaimana pengaruh lingkungan terhadap diri kita, lagi-lagi tetap tergantung pada bagaimana kita bersikap.
Saat Anda tercemplung di tengah laut, Kamu berada pada suatu lingkungan. Apakah Anda bakal mati tenggelam atau selamat, sungguh tergantung pada bagaimana Anda bersikap saat tersebut.
Ringkasnya, jangan berfokus pada lingkungan, karena ia berada di luar kontrol kita. Fokuslah pada bagaimana kita bersikap terhadap lingkungan. Dalam hal itu, kita sepenuhnya memegang kendali.


0 comments:
Post a Comment