beritankri21.blogspot.com - Jabatan gubernur DKI Jakarta tengah diperebutkan dalam kompetisi Pilkada DKI 2017. Dua pasangan calon, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, beradu aplikasi demi mendapatkan kursi DKI satu dan DKI 2.
Sebetulnya, apa saja yang bakal diperoleh orang yang menempati posisi gubernur DKI Jakarta?
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membocorkan komponen penghasilannya, kemarin. Saat masih menjadi wakil gubernur dulu, ia bercerita dengan membandingkan gajinya
"Gaji hanya Rp tujuh juta saja," ujar Basuki atau Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (4/3/2017).
Saat Ahok masih menempati jabatan sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, Ahok mengaku mendapatkan 2 set gaji. Di luar gaji Rp 7 jutanya, dia mendapatkan bonus dari Kementerian Keuangan atas pendapatan Pajak Bumi Bangunan (PBB).
Jumlah bonus yang diterima adalah sepuluh kali gaji, artinya sekitar Rp tujuh puluh juta. Selain tersebut, tambahan dari pendapatan pajak daerah sebesar sepuluh kali gaji didapatkan ahok juga.
"Jadi 20 kali gaji. Jadi dulu waktu jadi wakil gubernur, bisa mampu Rp seratus lima puluh jutaan," ujar Ahok.
Dengan penghasilan itu, Ahok mengaku memperoleh sekitar Rp 1,8 miliar setiap tahunnya. Ahok bisa mendepositokan uang sebanyak Rp 1 miliar per tahun dari pendapatannya saat menjadi wakil gubernur.
"Sebab aku kan paling hanya habisin berapa," ujar Ahok.
Ketika Ahok menjadi gubernur, kewenangan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan diserahkan kepada pemerintah daerah. Artinya, kata Ahok, ia tak lagi mendapatkan insentif 10 kali gaji dari Kementerian Keuangan.
Pendapatan dia tiap bulan turun nyaris lima puluh persen. Ahok sempat menyinggung hal ini dalam acara penyerahan SPPT PBB-P2 di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
"Eh, begitu penagihan PBB diserahkan ke Pak Edi (Kepala Dinas Pajak DKI), sepuluh kali gaji saya dipotong. Begitu jadi gubernur, aku sebulan cuma terima Rp 80 jutaan, enggak heran, enggak sampai Rp 1 miliar," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, setelah menjadi gubernur ia tak bisa lagi mengumpulkan deposito sampai Rp 1 miliar. Karena, penghasilannya satu tahun hanya sekitar Rp 960 juta.
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri, Mawardi, menyebut gaji gubernur memang sekitar Rp delapan juta.
"Nyaris sekitar Rp delapan juta ya, itu gaji dan tunjangan jabatan," ujar Mawardi.
Selain itu, gubernur DKI Jakarta juga memiliki uang operasional. Jumlah uang operasional sangat tidak kecil yakni mencapai 0,13 persen pendapatan asli daerah (PAD). Namun, anggaran ini tak dikirim ke rekening personal Ahok, melainkan ada pada Biro KDH-KLN DKI Jakarta.
Ahok sempat menyinggung penggunaan dana operasionalnya. Ahok menyebut, dana operasional tersebut biasa digunakan untuk pemberian bantuan, membeli karangan bunga, dan tarif lain yang tak dianggarkan dalam APBD DKI.
Misalnya seperti untuk gaji karyawan PDS HB Jassin. Dana operasional Ahok juga dibagikan untuk Sekretaris Daerah dan jajaran wali kota.
"Bahkan dana operasional saya tersebut dana saya semua, bisa saja saya ngarang-ngarang buat apa. Namun kalau ada sisa pun aku engga ada ngarang buat bantu orang. Enggak ada tersebut, saya balikin ke kas negara. Saya balikin," ujar Ahok.
Dengan semua pendapatan itu, Ahok mengatakan bahwa ia tidak sakit hati dan tetap semangat bekerja. Ia juga tidak tergoda untuk korupsi. Karena, ia bisa membantu banyak orang dengan menggunakan uang operasionalnya.
Ahok tidak perlu mengeluarkan dana pribadi setiap memberikan bantuan kepada orang lain. Dana operasional yang dia keluarkan juga bisa ditelusuri.
"Di sini kita bisa bantu seluruh. Sukacitanya mengalahkan waktu saya punya perusahaan dan mujur seratus lima puluh ribu dollar AS. Saya lebih tidak kaya dulu, sekarang saya lebih kaya," ujar Ahok.
Author
Hi, Its me Hafeez. A webdesigner, blogspot developer and UI/UX Designer. I am a certified Themeforest top Author and Front-End Developer. I'am business speaker, marketer, Blogger and Javascript Programmer.
0 comments:
Post a Comment