
beritankri21.blogspot.com - Sesudah lama tidak terdengar aksinya, bajak-bajak laut Somalia menyerbu sebuah bahtera tanker Sri Lanka dan memaksa awak perahu mengubah arah ke pesisir timur laut negeri tersebut.
Diduga ini adalah serangan pertama bajak laut Somalia semenjak 2012.
"Apa yang kami tahun adalah satu bahtera tanker tidak besar diserang dan dipaksa mengubah arah berlayar," kata John Steed, bekas perwira militer Inggris yang mengepalai seksi Tanduk Afrika LSM Oceans Beyond Piracy, Selasa (14/3/2017).
"Apakah ini memang satu serangan bajak laut masih mesti dikonfirmasi. Lantaran, kami tidak tahun apa tuntutan orang-orang itu, tetapi gayanya memang seperti sebuah serangan bajak laut," tambah Steed.
Bahtera tanker Aris tiga belas dioperasikan satu perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dengan 8 orang awak asal Sri Lanka
Saat diserang, kapal tersebut membawa bahan bakar minyak dari Djibouti menuju Mogadishu. siang, kode darurat diirimkan oleh awak Aris 13.
Senin siang, tengah dibuntuti 2 perahu dilaporkan perahu itu. Setelah tersebut, tak ada lagi komunikasi," ujar Steed.
Perahu tersebut dikabarkan dipaksa merapat di sebuah pelabuhan dengan kota Alula, di wilayah semi-otonomi Puntland.
Aksi bajak laut Somalia mulai mencuat sejak 2005 dan sangat mengganggu rute pelayaran internasional.
Aksi bajak laut ini pada 2012 mengakibatkan kerugian global sebesar 5,7 hingga 6,1 miliar dolar. Akibatnya, PBB, Uni Eropa, hingga NATO harus turun tangan mengatasi kendala ini.
Selain itu, tidak sedikit perusahaan pelayaran komersial mempekerjakan para "tentara swasta" untuk melindungi kapal-kapal mereka.
Di puncak krisis bajak laut Somalia pada 2011, sebanyak 736 orang dan tiga puluh enam buah perahu menjadi sandera.


0 comments:
Post a Comment