
beritankri21.blogspot.com - Hongkong kembali menduduki peringat teratas sebagai kota termahal di dunia menurut survei badan konsultan Economist Intelligence Unit, London.
Tahun kemudian, Hongkong berada di bawah Singapura dan di atas Zurich, Swiss untuk urusan menjadi kota yang serba mahal ini.
Predikat kota termahal di dunia ini memunculkan keprihatinan terkait daya saing bisnis dan memantik saran untuk menyingkirkan "beberapa beban" di bidang bisnis.
Jon Copestake, editor di Economist Intelligence Unit, menyebut, pemerintah Hongkong semestinya merasa prihatin dengan temuan ini.
Copestake memperingatkan, kuatnya nilai tukar dolar Hongkong membuat harga barang dan jasa terus merambat naik. Kondisi ini bakal memberi imbas negatif bagi sektor pariwisata dan industri ritel, dua pilar ekonomi bekas jajahan Inggris tersebut.
Dengan nilai tukar mata dana lokal yang dipatok terhadap dolar AS, membuat Hongkong selalu berada di puncak kota termahal dunia.
Survei ini membandingkan harga seratus lima puluh jenis barang, tergolong roti, anggur, rokok, dan satu liter bensin, di seratus tiga puluh tiga kota di dunia dengan New York sebagai patokan.
Hasilnya, survei ini menemukan harga barang-barang tersebut di Hongkong lebih mahal 5 persen ketimbang barang yang sama di New York.
Harga BBM di Hongkong juga menjadi yang termahal di dunia yakni satu koma tujuh tiga dolar AS atau sekitar Rp dua puluh tiga ribu per liter, 3 kali lebih mahal dibanding harga BBM di New York.
Sedangkan, 1 kilogram roti di Hongkong dihargai 4,41 dolar atau Rp enam puluh satu ribu tidak dekat di atas harga roti di Kopenhagen yaitu 3,55 dolar atau Rp empat puluh tujuh ribu per kilogram.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa harga barang dan jasa yang mahal dan tingginya harga properti memberi kontribusi terhadap menurunnya jumlah wisatawan.
"Renminbi (yuan) sudah mengalami devaluasi sebanyak 2 atau tiga kali. Itulah yang membuat kota-kota di China relatif lebih murah," kata Copestake.
Ia menambahkan, pemerintah Hongkong wajib mempertimbangkan kebijakan baru misalnya mengurangi aspek-aspek yang membebani dunia usaha di kota tersebut.


0 comments:
Post a Comment