
beritankri21.blogspot.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Selasa (7/3/2017), memperingatkan, ancaman Korea Utara “memasuki babak baru”.
Keduanya menyampaikan kesepahaman tersebut dalam sebuah percakapan per telepon yang dilakukan, Senin (6/3/2017) malam di Washington, atau Selasa (7/3/2017) pagi waktu Tokyo.
2 pemimpin itu berkomunikasi untuk menyikapi penembakan 4 rudal balistik oleh Korut ke Laut Timur, atau juga dikenal dengan Laut Jepang, pada Senin (6/3/2017) pagi.
3 rudal di antaranya jatuh di perairan Zona Ekonomi Khusus (ZEE) Jepang, yang membuat Tokyo marah tidak kecil. Abe, Selasa ini, mengatakan, Trump mendukung penuh Jepang.
Hari sebelumnya, Abe menyebut, Korut menembakkan 4 rudal balistik secara nyaris bersamaan dan rudal-rudal itu melesat sejauh seribu km. 3 rudal jatuh di ZEE Jepang.
Bagaimana merepons aksi provokatif Korut didiskusikan kedua pimpinan tersebut. Pyongyang sendiri menyebutnya sebagai latihan untuk menembak pangkalan militer AS di Jepang.
Jepang dan AS berjanji, penembakan rudal oleh Korut itu melanggar resolusi-resolusi yang telah dikeluarkan Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tindakan Korut itu menunjukkan “satu tantangan konkret terhadap kawasan dan komunitas internasional,” kata PM Jepang kepada wartawan di Tokyo.
Menurut Abe, dia dan Trump juga setuju bahwa "ancaman (Korut) itu telah memasuki babak baru.”
Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip seorang pejabat kementerian yang tidak disebutkan namanya menyebut, proyektil bisa jadi satu rudal balistik antarbenua yang dapat mencapai daratan AS.
Seoul dan Washington telah meluncurkan latihan militer tahunan bersama pekan lalu, yang membuat marah Pyongyang dengan mengecamnya sebagai aksi provokatif untuk penyerangan militer.
{Ketika mengunjungi sebuah markas tentara Korut, pemimpin Kim Jong Un memerintahkan pasukan untuk "bersiaga menghadapi serangan tanpa ampun terhadap serangan udara mendadak musuh"
Bulan lalu, Korut juga menembakkan rudal balistik – peluncuran pertama sejak Oktober – yang telah oleh Seoul disebut bertujuan untuk menarik "perhatian global" atas aplikasi nuklir dan rudalnya untuk menguji reaksi pemerintah baru AS di bawah Presiden Trump.|Semenjak Oktober, peluncuran pertama}


0 comments:
Post a Comment