
beritankri21.blogspot.com - Kompleks asrama pondok sosial itu tak pernah sepi aktivitas. Semenjak pagi sampai senja hari, aktivitas penghuninya nyaris tidak berhenti, dari belajar mengajar, mengaji, hingga mengasah gemar.
Di Pondok Sosial Desa Anak Negeri itu, puluhan anak jalanan, anak putus sekolah, dan penyandang kesejahteraan sosial ditampung.
Melewati kegiatan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial Kota Surabaya itu semua penghuninya diharapkan bisa tetap meraih mimpi.
Saat ini, asrama yang berlokasi di Jalan Kalijudan itu dihuni tiga puluh lima orang. Sebanyak 13 orang kembali menempuh pendidikan formal, 4 di antaranya berkebutuhan khusus.
Sejak pukul 8 pagi sampai sebelas siang, yang sudah tidak bisa diberi bimbingan belajar non baku di asrama setiap hari aktif dari
Apakah penghuni masih bisa bersekolah baku atau tidak ditentukan pihaknya bersama tim psikolog melakukan serangkaian tes untuk.
"Itu tujuan utama kami, mengembalikan mereka ke sekolah biar bisa mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik, Aku percaya pendidikan dapat mengubah takdir orang,” tegas Erni.
Selain pendidikan formal, tim pengajar dan pendamping turut menyisipkan sejumlah kegiatan rutin dalam upaya mengembangkan talenta dan minat Anak Kampung Negeri seperti olahraga dan seni, yang meliputi seni musik, seni lukis, atletik, balap sepeda, dan tinju.
Usaha pendampingan talenta dan minat pada ranah olahraga berbuah manis. Mereka mampu menorehkan prestasi yang sangat membanggakan.
Syafi’i (16) tercatat pernah menjadi juara pertama kejuaraan tinju bobot lima puluh lima kilogram taraf Jawa Timur tahun kemudian.
Hendra (17) juga pernah mengukir prestasi dari cabang balap sepeda yang keluar sebagai juara 2 level nasional pada tahun 2015, dan Rajes (17) baru saja menang dari cabang Pencak Silat sebagai juara satu kelas bebas tahun ini.
Penghuni asrama Kampung Anak Negeri juga dilatih untuk berwiraswasta. Gelang dan Pin dikenal sebagai sejumlah produk yang dikembangkan saat ini. Produk-produk tersebut dijual di pusat keramaian saat hari libur.
Kegiatan wirausaha tersebut kata tenaga pendamping dan guru wirausaha Asrama Desa Anak Negeri, Hendik, mengajarkan mulai dari langkah-langkah pembelian materi baku, proses membuat, sampai cara pemasaran.
"Selain untuk mengajarkan anak-anak mandiri, juga supaya mereka belajar dari proses, sebab selama ini mereka selalu menerima sesuatu dengan langkah-langkah instan,” ujarnya.


0 comments:
Post a Comment