
beritankri21.blogspot.com - Pilkada DKI Jakarta putaran kedua diprediksikan berjalan imbang, dengan perkiraan gap antara pemenang dan pecundang tidak lebih dari 3 persen.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya atau yang akrab disapa Toto, dalam Underwriting Network 2017, yang diselenggarakan akhir pekan ini di Denpasar, Bali.
Yang menarik, kata Toto, dalam memenangkan jumlah suara, kedua calon yaitu Ahok-Djarot dan Anies-Sandi diperkirakan bakal sama-sama fokus menggarap kelas ekonomi dan pendidikan menengah ke bawah.
"Pertarungan bakal berebut di kelas bawah," kata Toto.
Perihal itu mampu dilihat dari rekam jajak pendapat yang beberapa kali dilakukan beberapa lembaga survei dan social media pengawasan. Dalam bermedia sosial, pilihan politik kelas menengah dan menengah ke atas telah sulit diubah.
Ini berlaku baik bagi pendukung atau pemilih pasangan calon (paslon) No 2 maupun No 3. Bagi kelas ini, Toto melihat informasi hoax, hampir tidak memiliki dampak sama sekali terhadap pilihan politik.
"Ketika bermain sosial media, mereka cuma menjustifikasi apa yang menjadi pilihan mereka. Akibat hoax nyaris tak ada, sebab masing-masing masturbasi intelektual," ucap Toto.
Toto menjelaskan, pemilih paslon No 2 adalah orang-orang yang berpendidikan akademi dan ke atas ditunjukkan oleh pada putaran pertama kemarin hasil exit poll Charta Politika. Sedangkan mayoritas pemilih paslon No 3 adalah berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di bawahnya.
Ini linear dengan data jika pendapatan Rp empat juta ke atas memilih Ahok-Djarot
Menurut Toto, demografi pemilih dengan pola seperti itu sebetulnya tak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Perkumpulan, hal serupa juga terjadi antara Partai Demokrat dan Partai Republik.
Hanya saja, sambung Toto, yang menyeramkan di Indonesia dikenal sebagai apabila data demografi pemilih tersebut bersanding dengan isu agama.
Seakan-akan menjustifikasi jika isu agama dikembangkan
Toto mengatakan, dari informasi yang dia peroleh, saat ini tim sukses paslon No 2 tengah menggarap kelas menengah ke bawah, pasar pemilih yang tidak mereka kuasai di putaran pertama. Sedangkan paslon No tiga yang telah menang di market ini, bakal berusaha menjaga pangsa pasarnya.
Yang mengkhawatirkan dari taktik ini, imbuh Toto, dikenal sebagai instrumen-instrumen yang mungkin bakal digunakan untuk menjaring pasar menengah dan ke bawah.
"Pertarungannya bukan lagi adu hoax lewat jempol, tetapi adu isu macam-macam, lewat instrumen apapun tergolong teror dan uang, kalau itu yang digarap pasar bawah," kata Toto.
"Saya berharap tersebut tidak terjadi. Tetapi, biasanya polanya seperti itu," ucap Toto.

0 comments:
Post a Comment