Ads

Pemkab Semarang diminta segera turun tangan untuk mengatasi harga bawang putih yang melonjak tajam memasuki bulan puasa ini


www.beritankri21.blogspot.com Pemkab Semarang diminta segera turun tangan untuk mengatasi harga bawang putih yang melonjak tajam memasuki bulan puasa ini. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang Asof menilai kenaikan harga barang putih saat ini sangat tidak wajar.

"Bawang putih Rp tujuh puluh  ribu perkilogram itu tidak wajar, dan Pemkab Semarang mesti segera bertindak. Kasihan rakyat tidak besar," ujar Asof, Jumat (26/5/2017).

Pihaknya mensinyalir, tingginya harga bawang putih di pasaran merupakan permainan para tengkulak. Mereka sengaja melakukan penimbunan untuk dikeluarkan di pasaran pada bulan puasa sampai Lebaran mendatang dengan standar harga mereka sendiri.

Praktik kotor ini mereka lakukan untuk mendulang keuntungan yang tidak kecil. Sebab konsumsi warga terhadap bahan pokok tergolong bawang putih selama bulan puasa akan tinggi.

"Ini bukan hanya bawang putih saja. Setiap memasuki puasa harga beras, daging, bawang merah, gula, telur, komoditas yang menjadi kebutuhan rakyat tidak besar dipermainkan oleh tengkulak," ujarnya.

Kabupaten Semarang ini, operasi pasar dilakukan pemkab Semarang harus segera sehingga kenaikan harga kebutuhan pokok saat memasuki bulan puasa tidak menjadi norma.

Selain itu, pemerintah pusat bisa melakukan standardisasi harga diikuti razia pasar secara rutin, sehingga ada imbas jera bagi para tengkulak. "Aku lihat pemerintah belum berbuat tidak sedikit. Seluruh seperti pasrah dengan prosedur pasar," ungkapnya.

Senada, salah satu pedagang Pasar Bandarjo, Lastri (52) mengakui, 2  minggu menjelang bulan puasa ini harga kebutuhan pokok tergolong bawang putih mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Sebelumnya Rp dua puluh  ribu sekarang mencapai Rp 70.000an," kata Lastri.

Asal China dan India, seratus delapan puluh dua Ton Bawang Putih yang Ditimbun di Marunda Masyarakat yang membutuhkan tidak menemukan barang subtitusi dari bawang putih ini, sehingga mau enggan mesti membeli.

Seorang ibu kediaman tangga, Titik (33) warga Ungaran mengaku terpaksa membeli untuk kebutuhan selama bulan puasa. "Terpaksa mas, bersedia bagaimana lagi," kata Titik.
SHARE

Author

Hi, Its me Hafeez. A webdesigner, blogspot developer and UI/UX Designer. I am a certified Themeforest top Author and Front-End Developer. I'am business speaker, marketer, Blogger and Javascript Programmer.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system