
beritahotnkri.blogspot.com Partai Demokrat menilai polisi memaksakan pengusutan kasus terhadap Sylviana Murni, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang mereka usung.
Tetapi, tudingan tersebut dipungkiri Polri. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, bergulirnya kasus Sylvi murni demi penegakan hukum.
"Dalam kasus Sylvi ini, kita tak melihat bahwa ada proses terkait politik. Ini murni suatu laporan yang perlu ditindaklanjuti oleh Polri," ujar Martinus di auditorium PTIK, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Setelah menerima laporan, polisi menindaklanjutinya dengan proses penyelidikan. Ternyata, ada temuan awal bahwa diduga ada unsur korupsi dalam pembangunan masjid Al Fauz dan pengelolaan uang hibah untuk Kwarda Pramuka DKI Jakarta.
Saksi yang diperiksa pun tidak cuma Sylvi, namun juga pihak lain yang totalnya lebih dari dua puluh orang. Dalam pemeriksaan tersebut, adanya suatu tindak pidana dibuktikan oleh penyidik mengumpulkan barang bukti untuk.
"Barang bukti ini bakal mendukung sangkaan-sangkaan yang ada dan dari sangkaan ini dibentuklah siapa tersangkanya," kata Martinus.
Sylvi diperiksa sebagai saksi dalam korupsi pembangunan Mesjid Al Fauz pada Senin (30/1/2017). Martinus mengatakan, dari Sylvi, diketahui bagaimana penggunaan budget dan pertanggungjawaban saat ia menjabat sebagai wali kota Jakarta Pusat.
"Bagaimana penerimaannya, bagaimana usulan-usulannya, siapa saja yang ikut andil di sana," kata Martinus.
(Baca: Penyidik Tanya ke Sylviana soal Proses Perencanaan Budget Al Fauz)
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menilai inspeksi spekulasi korupsi kasus pembangunan mesjid di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat tersebut terkesan dipaksakan.
"Tentunya kami kaget sekali kok ada kendala seperti ini. Seolah ada hal yang harus dicari-cari dan ini kebetulan Bu Sylvi kan calon wakil gubernur sehingga tentunya bakal memengaruhi performance apabila ini ada persoalan yang berkenaan dengan beliau," kata Agus.
(Baca: Petinggi Demokrat Anggap Inspeksi Sylviana Dipaksakan)
Selain tersebut, calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu , Agus Harimurti Yudhoyono, menduga ada pihak yang tengah mencari-cari kesalahan Sylviana jelang waktu pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
"Janganlah menggunakan kekuasaan tersebut dengan abusif, mengada-ada, mencari-cari kesalahan, mencari sesuatu yang tidak ada," kata Agus.

0 comments:
Post a Comment