Ads

Masyarakat Tugu masa dulu terbiasa hura-hura. Saat sampai di Tugu, tidak ada hiburan yang bisa mereka dapatkan


beritahotnkri.blogspot.com Sejarah keroncong Tugu tidak terlepas kaitannya dengan cerita kedatangan masyarakat keturunan Portugis dari Malaka (Malaysia) ke Batavia (Jakarta) pada 1661. Terdapat dua puluh tiga kepala keluarga yang diasingkan oleh Belanda ke Tugu, Jakarta Utara.

Karena daerahnya masih seperti hutan lebat, oleh pemerintah Belanda Masyarakat Tugu sendiri pun merasa kekurangan hiburan di tengah wilayah terpencil ini.

"Saat di Malaka, masyarakat Tugu masa dulu terbiasa hura-hura. Saat sampai di Tugu, tidak ada hiburan yang bisa mereka dapatkan," ujar Ketua Orkes Poesaka Kerontjong Toegoe Cafrinho, Guidho Quiko, Rabu (24/1/2017).

Sampai alhasil leluhur-leluhur warga Tugu membuat alat musik sendiri dari pohon bulat. Mereka membuat satu alat musik tidak besar yang menyerupai ukulele dan diberi nama macina.

"Macina itu yang lalu disebut masyarakat sekitar pada awal abad 17 sebagai keroncong karena bunyinya 'crang-crong'," bilang Guidho.

Sejak tersebut, musik menjadi hiburan warga untuk menghilangkan rasa lelah sepulang mencari nafkah.Judi Bola Online Warga yang bisa bermusik bakal memainkan alat musik dan bernyanyi, kemudian masyarakat lainnya akan datang untuk bermusik bareng.

Selanjutnya, norma ini menjadi tradisi dan tersebar ke daerah lain. Alat musik yang dibuat pun bertambah. Mulai dari yang paling tidak besar macina, prounga, sampai jitera berukuran paling tidak kecil.

Tidak cepat laun, orang Belanda juga ikut menyukai musik keroncong. Mereka kerap ikut berkumpul dan membawa alat musik yang berasal dari Eropa.

Selain itu, tidak jarang pemusik-pemusik keroncong Tugu diundang ke acara kenegaraan yang diadakan pemerintah Belanda.

"Tapi, pemusik keroncong Tugu tetap menjaga orisinalitas. Tidak sedikit pihak luar yang mau mengembangkan gaya bermusik kami dengan cara mereka, tetapi kami tak mau," kata Guidho.

Ketika musik keroncong Tugu telah semakin dikenal, pada 1925 dibentuk organisasi. Tokoh yang pertama kali membentuk organisasi ini adalah Jozef Quiko. Ia memanggil para pemuda Tugu untuk bergabung di satu  organisasi bernama Orkes Poesaka Kerontjong Moresco Toegoe-Anno 1661.

Selanjutnya, bahasa Portugis masih digunakan oleh grup keroncong tersebut mulai memainkan lagu ciptaan sendiri yang. Selain itu, diciptakan juga lagu-lagu berbahasa Portugis Tugu atau yang biasa disebut Papia Tugu. Lagu berbahasa Belanda pun tak terlewat diciptakan.

"Lagu berbahasa Betawi dan Melayu sering kami mainkan juga," ujar Guidho.
SHARE

Author

Hi, Its me Hafeez. A webdesigner, blogspot developer and UI/UX Designer. I am a certified Themeforest top Author and Front-End Developer. I'am business speaker, marketer, Blogger and Javascript Programmer.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system