
beritahotnkri.blogspot.com Warga keturunan Tionghoa sudah merayakan Tahun Baru China atau Imlek pada Sabtu (28/1/2017) kemudian. Pergantian memasuki tahun Ayam Api dalam penanggalan China ini pun dirayakan beragam masyarakat Tionghoa, termasuk mereka yang Muslim.
Meski sudah tidak menjalani ritual seperti yang dilakukan masyarakat Tionghoa di kelenteng dan wihara, Imlek dirayakan muslim Tionghoa dengan cara berbeda.
salah satu contohnya merupakan umat Muslim Tionghoa yang dikenal sebagai jemaah di Mesjid Lautze, Jalan Lautze, Jakarta Pusat.
Jika mualaf-mualaf, ngatimin yang merupakan pengurus mesjid atau marbot di mesjid tersebut mengatakan
Mereka membaca doa secara Islam dan mengaji Al Quran.
"Sesudah berdoa mereka makan buah dan makanan yang lain secara bersama-sama," kata Ngatimin kepada, Senin (30/01/2017).
Menurut laki-laki berusia enam puluh tiga tahun itu, Imlek dirayakan oleh acara kumpul bersama dilakukan sebagai salah satu bentuk lain untuk. Adapun mualaf Tionghoa yang hadir berkisar sebelas sampai 12 orang.
Langkah-langkah berbeda dilakukan Hendra Setiawan. Imlek tak dirayakan laki-laki keturunan Tionghoa yang ditemui usai menjalankan sholat ashar di Masjid Lautze tersebut mengatakan kalau ia telah.
Meskipun begitu, Hendra yang sudah menjadi mualaf sejak 2001 menyatakan bahwa ia dan keluarga pada hari Imlek berkunjung ke kediaman orangtuanya di Pasar Ikan, Muara Angke, Jakarta Utara.
"Orangtua masih merayakan Imlek. Jadi aku main ke kediaman orang tua bersama ketiga anak untuk menghormati mereka sebagai orang yang sudah melahirkan membesarkan aku," ujar Hendra Setiawan.
Selain tersebut, lanjut Hendra, ia berkunjung ke kediaman orangtua sebagai ajang silahturahim. Menurut ia, walaupun dengan orang tua sudah berbeda keyakinan, tapi bukan berarti putus tali silahturahim, apalagi ikatan orangtua dengan anak.
Bukan perayaan agama
Ali Karim yang dikenal sebagai Ketua Yayasan Haji Karim Oei, yayasan yang menaungi Mesjid Lautze, menyatakan bahwa Imlek atau Tahun Baru China bukanlah perayaan agama.
Dia memaknai Imlek sebagai peringatan tahun baru berdasarkan kalender China.
"Jadi sebelum era Dinasti Han, kaisar-kaisar Tiongkok mencoba membuat kalender namun gagal. Sebelum masehi, baru pada 104
kata ia, Imlek dirayakan oleh pihak yayasan tidak melarang atau menganjurkan Muslim Tionghoa untuk.
"Kemarin anak-anak hari minggu pada dateng bawa makanan, ya silakan. Lagi pula Imlek itu silahturahim atau kumpul keluarga, makan sama-sama," ujar Ali Karim yang punya nama China, Oei Tek Lie.

0 comments:
Post a Comment