Ads

Rustika mengungkapkan, debat kandidat Pilgub DKI sudah menuai perhatian pemilih usia 26-35 tahun sebesar 40,6 persen dan disusul pemilih muda usia 18-25 tahun sebesar 31,5 persen


beritahotnkri.blogspot.com Antusiasme netizen terhadap debat kandidat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 putaran kedua, Jumat (27/1) naik dibanding debat pertama, tiga belas Januari 2017.

"Meskipun secara jumlah cuitan debat kandidat putaran kedua menurun, tapi antusiasme netizen justru naik sebesar 9 persen dari debat sebelumnya. Kalau di debat pertama terdapat45.471akun yang berpartisipasi, pada debat kedua menjadi48.630akun aktif," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (30/1/2017).

Acara debat kandidat putaran kedua, sambung ia, direspons sebanyak163.726cuitan dari48.630akun. Bahkan, sampai Minggu (29/1) pukul 15.00 WIB, terdapat144.325cuitan lebih dari 30.000 akun yang masih membahas debat kandidat.

"Emosi trust, anticipation, disgust, joy dan surprise mendominasi percakapan pasca-debat kedua," ungkap Rustika.

Sebab beragam perihal yang diharapkan tidak terjadi, sakit hati

Rustika mengungkapkan, debat kandidat Pilgub DKI sudah menuai perhatian pemilih usia 26-35 tahun sebesar 40,6 persen dan disusul pemilih muda usia 18-25 tahun sebesar 31,5 persen.

sementara itu, netizen di atas tiga puluh lima tahun yang selama ini mendominasi isu Pilkada DKI menurun tajam.

"Hal ini menunjukkan adanya kesadaran generasi muda atas politik. Situasi ini berubah dari beberapa bulan sebelumnya di mana netizen yang berusia di atas 35 tahun yang mendominasi percakapan," tutur Rustika.

Berdasarkan hasil riset I2, sentimen negatif ditemukan sebesar dua puluh empat persen untuk keseluruhan diskusi pada Debat Calon putaran kedua (27/1/2017).

Dilihat dari persebaran lokasi, tutur Rustika, cuitan dimunculkan dari aneka wilayah di Indonesia dengan dominasi terbesar di Jakarta.

Sepanjang 2  jam debat, papar Rustika, I2 juga mengukur sebanyak19.242cuitan ditujukan pada Agus-Sylvi,30.651cuitan ditujukan pada Ahok-Djarot, serta 18. sembilan ratus tiga puluh enam ditujukan pada Anies Sandi.

Hashtag teratas sepanjang debat antara lain: #Debat2pilkadaDKI, #AyoJawara1, #DebatpilkadaJKT, #DebatAHYPalingOke, #CoblosAniesSandi, #AhokDjarotBersih.

Secara persentase, ekspos cuitan mulai 27-29 Januari, pasangan Ahok–Djarot mendominasi dengan empat puluh delapan persen (209.542 cuitan), disusul Agus–Sylvi dengan 27 persen (117.796 cuitan), dan Anies–Sandi dengan dua puluh lima persen (108.917 cuitan).

Perubahan demografi juga terjadi pada pasangan Agus-Sylvi yang kali ini direspons netizen perempuan sebanyak 47 persen, sementara Anies Sandi empat puluh tiga persen dan Ahok Djarot sebesar empat puluh satu persen.

Walau begitu, secara akumulasi jumlah, netizen perempuan lebih banyak ditujukan kepada Ahok, yakni18.260akun. Antusiasme publik ditunjukkan oleh kenaikan signifikan partisipasi wanita dalam Pilkada DKI kali ini semakin.

Akun robot masih beredar dalam perdebatan ini, meskipun secara persentase makin mengecil yakni 10-12 persen atau sekitar 10.000 akun.

Menurut Rustika, debat berperan penting dalam pembentukan persepsi bagi calon. Sebelum debat, perihal ini terlihat dari perubahan sentimen pada kandidat semenjak

“Sebelum debat pertama, sentiment negatif pada Ahok-Djarot sangat tinggi mencapai 40 persen, sementara Agus-Sylvi dan Anies-Sandi relatif kecil yaitu sebesar 15 persen. Tetapi pasca debat pertama situasi tersebut berubah, Ahok menurun ke tiga puluh lima persen dan menuju 25 persen pasca-debat kedua, " terangnya.

Sementara sentimen negatif untuk pasangan Agus-Sylvi pasca-debat pertama dua puluh satu persen meningkat menjadi dua puluh dua persen. Anies dari 20 persen pasca-debat pertama meningkat menjadi dua puluh lima persen dan pasca-debat kedua. Situasi itu dinamis sekali, tergantung konteks dan isu yang dianggap menarik oleh publik.

Menurut Rustika, Twitter atau media sosial berperan besar dalam membangun persepsi. Dengan media sosial, seorang calon bisa menyampaikan pendapatnya, memberikan sentuhan secara langsung dengan lebih murah dan bisa massal diterima oleh berbagai pihak yang menjadi sasarannya.

Dengan memahami reaksi netizen dan media pasca-debat, kata Rustika, kandidat-kandidat bisa menjadikannya sebagai referensi untuk meraih sura lebih tidak rendah.

“Sekaligus menyiapkan diri di debat ketiga dengan strategi yang lebih mumpuni,” pungkas Rustika.
SHARE

Author

Hi, Its me Hafeez. A webdesigner, blogspot developer and UI/UX Designer. I am a certified Themeforest top Author and Front-End Developer. I'am business speaker, marketer, Blogger and Javascript Programmer.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system