
beritahotnkri.blogspot.com - Ida Mahmuda, warga RT 23 Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, digaji Rp satu koma lima juta setiap bulan sebagai staf kebersihan sebuah rumah sakit negeri.
Gaji sebanyak itu, menurut Ida, sungguh berat untuk menghidupi empat anak di Kota Balikpapan yang serba mahal.
Karena tersebut, ia bekerja sambilan menjual camilan goreng, kopi, teh, dan aneka minuman tidak lambat saji lain di teras rumah. Tetapi, jualan juga memerlukan ongkos gede.
Dia mesti merogoh rata-rata Rp 60.000 per bulan hanya untuk membeli 3 tabung elpiji 3 kilogram.
"Paling sering untuk masak air (jualan minuman). Bila habis dana beli gas, terpaksa memasak pakai magic jar listrik," kata Ida.
Sejak seminggu lalu, lantaran pengiriman gas kota mengaliri dapurnya
Gas seolah tak habis, meskipun telah lebih seminggu dipakai. Dia juga tidak khawatir kehabisan gas. Usaha kaki limanya pun berpeluang lebih baik. Meteran gas yang terpasang di luar rumahnya baru menunjukkan angka 1,5 kubik.
Selama satu minggu ini, 000 untuk pemakaian gas
Wiratmaja datang ke Balikpapan untuk mengecek langsung penyaluran pertama kali gas kota di Balikpapan.
Ida pun melihat potensi pemakaian gas yang irit. Ongkos beli gas pun terasa bakal lebih ringan.
Ini bisa lebih murah jika dulu bisa beli tiga tabung tiap bulan
Ida dikenal sebagai salah satu dari3.849warga Balikpapan yang mulai menikmati aliran gas kota mulai Kamis (2/2/2017). Ia adalah pelanggan pertama jaringan gas kota tersebut.
Lantaran menjadi masyarakat yang bisa menikmati gas murah, dia mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Migas
Apakah gas ke kediaman saya ikut mati jika listrik mati
Pertanyaan itu disambut tawa oleh seluruh orang yang mengiringi Dirjen Migas. Dirjen lalu mempertegas bahwa gas tak terpengaruh kondisi listrik.
Jaringan gas kota di Balikpapan sejatinya telah menjadi rencana lama sejak 2012. Pemkot Balikpapan sudah memulai sosialisasi bahkan lobi, dari kontraktor migas sampai Kementerian ESDM, untuk bisa memanfaatkan sejumlah sumur migas yang telah tidak berproduksi ini. Sayang, wacana tersebut berhenti begitu saja pada tahun tersebut juga.
Pada 2015, niat membangun gas perkotaan kembali diwujudkan. Sosialisasi semakin gencar. Pembangunan jaringan pipa gas dikebut pada 2016 dan bisa dialiri mulai awal 2017 ini.
"Padahal, kita telah pernah mencanangkan sebagai city gas pada 2012. Chevron saat itu belum punya wacana mengaliri gas ke rumah tangga. Sekarang seluruh (pihak) serius," kata Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Balikpapan, Sri Soetantinah.
Pembangunan jaringan gas di Balikpapan menelan biaya Rp empat puluh sembilan koma tujuh miliar. Gas didapat dari sumur kontraktor kontrak kolaborasi (KKKS) Chevron Indonesia Company, dengan alokasi 0,5 MMSCFD.
Pengelolaan distribusi gas ini dikelola PT Pertagas Niaga (PTGN) dan bekolaborasi dengan perusahaan daerah.
Wiratmaja menyebut, jaringan gas (jargas) bakal terus dikembangkan ke kota lain. Tahun ini, jaringan di Bontang dengan sepuluh ribu sambungan dan Samarinda dengan seribu lima ratus sambungan.
PTGN juga membidik Pekanbaru, Muara Enim, Panukal Abab Lematang Ilir, dan Mojokerto. Totalnya bisa mencapai seratus tiga puluh ribu sambungan.
"Pertamina juga mengembangkan jargas non-subsidi di Jambi dan Prabumulih," kata Presiden Direktur PTGN Linda Sunarti.

0 comments:
Post a Comment