
beritahotnkri.blogspot.com -dia dan rekan-rekannya sebanyak 42 orang sudah berjaga untuk mengevakuasi masyarakat, terutama anak balita dan lansia.
Anak balita dan lansia dievakuasi dengan kapal karet ke lokasi yang tak terendam banjir. Sesudah itu, PPSU kembali bekerja membersihkan sampah yang menyumbat selokan-selokan.
Siang itu, terlihat petugas mengumpulkan tumpukan sampah plastik, batang pohon, styrofoam, dan sebagainya di lokasi kering. Sampah kemudian bakal diangkut untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
"Lurah menginstruksikan kami untuk pengungsian, menjaga di sekitar rumah masyarakat dan memantau situasi terkini. Kami harus bergerak tidak lambat di wilayah," kata Nurhasyim.
Kesiapsiagaan yang sama ditunjukkan Idris dan rekan-rekan sesama petugas PPSU Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Ia sigap membantu para pengendara melalui genangan air di Jalan Cempaka Putih Raya.
"Subuh tadi, genangan sempat sepinggang. Saat ini, hujan sudah berhenti, air agak turun jadi tinggal sekitar 30 cm," kata Idris.
Berbekal sepatu bot dan mantel warna oranye, mereka bertugas sampai tengah hari kemarin. Sesudah air surut, barulah mereka pindah ke tempat lain.
Bagi pengendara-pengendara, menerobos banjir tidak bisa ditolak. Sebab, nyaris semua akses jalan tergenang air. Padahal, mereka wajib menuju tempat tujuan. "Saya harus jemput saudara. Bersedia enggak bersedia terobos banjir. Eh, malah mogok," ujar Nuraini, warga Cempaka Putih.
Di tempat lain, petugas PPSU Cempaka Putih Timur juga membantu pekerja mencapai kantor mereka. Sebab, akses ke beberapa perkantoran di pinggir Jalan Letjen Suprapto yang mengarah ke Senen tergenang air.
"Kami bantu pekerja sampai ke kantor mereka dengan rakit," ujar Dedy, petugas PPSU.
Dedy mulai bertugas sejak pukul 07.00. Siang hari, ia selesai bekerja. "Pulang dulu, ya. Badan saya gatal," kata masyarakat RW 003 Cempaka Putih Timur itu.
Petugas Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat kemarin juga berjibaku mengurangi genangan air di Jalan A Yani dengan langkah-langkah menyedot air dari tubuh jalan dan mengalirkannya ke selokan. "Kebetulan selokan ini atinggi airnya sehingga bisa dijadikan penampungan air dari jalan," ucap Cipto, perwira piket Sudin Damkar Jakarta Pusat.
Lima petugas bersiaga sejak subuh. Mereka menjaga pipa sepanjang 20 meter yang menyedot air di tubuh jalan dan ditumpahkan ke saluran air.
Di tengah cuaca yang tidak menentu, ancaman banjir terus ada. Kehadiran mereka pun selalu ditunggu. (DEA/ART/IRE/JOG/WIN)
Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi dua puluh dua Februari 2017, di halaman dua puluh enam dengan judul "Mereka Selalu Siaga di Tengah Banjir".

0 comments:
Post a Comment