
beritahotnkri.blogspot.com - Persinggungan politik yang terjadi antara Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Joko Widodo, diharapkan menumbuhkan jiwa kenegarawanan.
“Siapa tahu dari latihan bertengkar, kita jadi negarawanan. Tapi harus belajar,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir, sesudah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Berdasarkan catatan Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, sudah 5 kali SBY bersinggungan dengan Jokowi.
Persinggungan tersebut terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir.
Menurut Haedar, tokoh-tokoh bangsa terdahulu juga kerap berdebat spektakuler. Tapi, cara berdebat yang ditempuh pada masa dulu berbeda dengan zaman sekarang.
“Saat ini ini kan medsos begitu rupa. Kemudian, akselerasi dan eskalasi kepentingan politik menjadi sangat tinggi dan pragmatis, kemudian orang terpancing seperti tersebut,” kata dia.
Demi kepentingan yang lebih luas, seharusnya bersikap arif dan bijaksana
“Mari semua tokoh untuk belajar menjadi negarawan, yakni mengedepankan kepentingan umat bangsa dan negara, melampaui kepentingan diri dan kelompok sendiri,” imbau Haedar.

0 comments:
Post a Comment