Ads

Deputi Koordinator Nasional Jaringan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto mengatakan, dari hasil tersebut mampu dipastikan Pilkada DKI Jakarta bakal berlangsung dalam 2 putaran


beritahotnkri.blogspot.com -Berdasarkan rekapitulasi real count dokumen C1 oleh KPU DKI Jakarta, pasangan Basuki-Djarot memperoleh suara terbanyak yakni2.357.587suara atau42,91persen.

Sementara Pasangan Anies-Sandi memperoleh2.200.636suara atau empat puluh koma  nol lima persen dan pasangan Agus-Sylvi mendapat936.609suara atau 17,05 persen.

Deputi Koordinator Nasional Jaringan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto mengatakan, dari hasil tersebut mampu dipastikan Pilkada DKI Jakarta bakal berlangsung dalam 2  putaran.

Namun, salah satu hal yang harus diwaspadai oleh pihak penyelenggara pemilu, terutama KPU dan Bawaslu, adalah meningkatknya penyebaran isu SARA menjelang pemilihan putaran kedua untuk menjegal pasangan calon tertentu.

"Saya memprediksi isu SARA akan kembali naik jelang putaran kedua. Sama seperti yang terjadi saat menjelang putaran pertama. Targetnya jelas, pasangan Basuki-Djarot, apalagi Ahok sedang tersangkut kasus penistaan agama," ujar Sunanto saat ditemui usai jumpa pers di kantor Tubuh Pengawas Pemilu RI, Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2017).

Menurut Sunanto, hanya isu SARA yang bisa digunakan untuk menjegal langkah pasangan Basuki-Djarot di putaran kedua.

Berdasarkan hasil kajian JPPR terhadap Hasil rekapitulasi C1 di KPU Provinsi DKI Jakarta, diketahui pasangan calon Basuki-Djarot menang di 4  wilayah, yakni Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu.

Jika dirinci, pasangan calon Basuki-Djarot memperoleh empat puluh sembilan persen di Jakarta Barat, 43 persen di Jakarta Pusat, tiga puluh sembilan persen di Jakarta Selatan, 39 persen di Jakarta Timur, empat puluh sembilan persen di Jakarta Utara dan tiga puluh sembilan persen di Kepulauan Seribu.

Menurut Sunanto, 4  wilayah itu merupakan basis pemilih yang memilih berdasarkan performa Basuki dan Djarot saat memimpin Jakarta. Keempat wilayah tersebut juga dinilai sebagai wilayah yang banyak mengalami perubahan semenjak kepemimpinan Ahok-Djarot.

Di sisi lain, lanjut Sunanto, para masyarakat Jakarta yang memiliki hak pilih dikenal sebagai pemilih yang rasional. Artinya, kelompok yang tidak senang dengan pasangan Basuki-Djarot tak akan bisa menjegal dengan dasar program kerja ataupun kebijakan.

"Jadi memang hanya isu SARA yang bisa digunakan oleh kelompok tertentu untuk menjegal langkah Basuki-Djarot," ucapnya.

Selain itu, kata Sunanto, isu SARA diprediksi muncul untuk menarik bunyi dari golongan putih (golput) atau warga yang tidak menggunakan hak pilihnya pada putaran pertama.

Berdasarkan catatan JPPR, jumlah warga yang memilih golput mencapai1.668.902orang atau dua puluh tiga persen dari total jumlah pemilih.
SHARE

Author

Hi, Its me Hafeez. A webdesigner, blogspot developer and UI/UX Designer. I am a certified Themeforest top Author and Front-End Developer. I'am business speaker, marketer, Blogger and Javascript Programmer.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Disqus Shortname

Comments system