
www.beritankri21.blogspot.com - Sebanyak 5 unit mesin parkir meter yang dipasang Pemerintah Provinsi DKI di pinggir Jalan Kepanduan II atau dekat lingkungan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, kini sudah tidak ada lagi.
Tak diketahui apa alasan pemerintah untuk mencabut kelima mesin parkir tersebut.
Setelah mesin parkir tak ada, beberapa orang diduga preman setempat memungut parkir dengan tarif tertentu.
Pengunjung taman yang kendaraannya diparkir di bibir jalan tersebut membayar parkir yang diminta juru parkir liar. Untuk motor Rp lima ribu dan mobil Rp 10.000.
Salah seorang pengunjung Taman Kalijodo, Andre (31) mengaku tidak tahu soal adanya mesin parkir meter yang kini tak ada lagi di sekitar Taman Kalijodo.
Namun masyarakat Tebet, Jakarta Selatan ini mengeluh karena sebelumnya ia hanya membayar parkir mobil Rp 5.000, tetapi kini menjadi Rp 10.000.
"Ya saya heran saja mas. Pas diresmikannya ini taman aku parkir mobil cuma Rp 5.000, bahkan pernah hanya Rp 3.000. Kok, saat ini jadi Rp 10 ribu. Intinya sekarang biaya parkirnya kok bisa naik dari Rp 5.000 jadi Rp sepuluh ribu dan yang mungut juga bukan anggota Dinas Perhubungan ya. Sebelumnya dari Dishub tuh. Sekarang terlihat penjaga parkirnya seperti preman, meresahkan," ungkap Andre saat dengan kedua anaknya mengisi libur tidak pendek dengan jogging di sore hari, Minggu (23/04).
Sementara pengunjung Taman Kalijodo lainnya, Jessica (39), warga Bekasi, Jawa Barat, juga mempertanyakan pengelolaan parkir di Taman Kalijodo.
"Iya, awalnya saya melihat ada mesin parkir yang jumlahnya ada sekitaran 4 atau lima deh ya. Sekarang aku lihat telah enggak ada. Padahal yang sayanya tahu alat parkirnya belum berfungsi ya. Nah, sejak itu enggak ada ya di parkiran kendaraan menurut saya banyak banget penjaga parkirnya. Ada sepuluh orangan. Saya kira pengunjung, eh enggak tahunya tukang parkir," tidak gelap Jessica.


0 comments:
Post a Comment