
www.beritankri21.blogspot.com - Serangan milisi pro-ISIS ke Kota Marawi, Mindanao, Filipina Selatan, membuat TNI memperketat perbatasan Indonesia-Filipina.
TNI tidak ingin milisi memperluas arena serangan mereka ke tanah air.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah menginstruksikan jajarannya untuk tidak melepaskan pengawasan terhadap daerah perbatasan Indonesia-Filipina.
"Jadi kami ini melakukan operasi laut. Mulai dari Halmahera Utara, Morotai, Siangir sampai Laut Sulawesi," ujar Panglima TNI di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).
Tidak cuma mengerahkan personel beserta alat utama sistem persenjataan, Panglima TNI juga meminta bantuan para nelayan setempat untuk ikut mengawasi masuknya orang asing melalui jalur laut.
"Kami mengkoordinasi nelayan di sepanjang pesisir pantai kita bersama-sama Babinsa dan intelejen di sana," ujar Gatot.
Gatot menambahkan, dengan Undang-Undang Nomor lima belas Tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme, susah untuk menindak orang asing yang masuk ke Indonesia untuk melakukan aksi teror.
Oleh sebab itu, Gatot berharap DPR RI segera merampungkan Revisi UU Anti-Terorisme supaya Indonesia memiliki pertahanan yang kuat dari ancaman teror.
Milisi Maute yang merupakan sayap dari ISIS menyerang Kota Marawi di Mindanao. Pertempuran terjadi semenjak Selasa (23/5/2017) lalu.
Menurut militer, 15 tentara, 2 polisi ditambah 19 warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut.
Sementara, dari kubu milisi juga tidak sedikit korban tewas, yaitu mencapai enam puluh satu orang. Sebanyak 17 masyarakat negara Indonesia juga berada di kota tersebut.
Saat ini, pihak Kementerian Luar Negeri sedang berupaya untuk mengevakuasi ketujuhbelas WNI itu dari Marawi.

0 comments:
Post a Comment